Rabu, 25 Januari 2012

Ujian Menuju Surga




 Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu ujian seperti yang telah menimpa kepada orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka yang ada kaitannya dengan perekonomian dan kesengsaraan yang ada kaitannya dengan diri dan keluarga, serta digoncangkan dengan bermacam-macam ujian seperti bencana alam, sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Kapankah datangnya pertolongan Allah?"
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah, "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan".
Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang sangat kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui, Firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah:214 di atas merupakan kata pengantar yang menjelaskan surga tidak bisa diraih dengan mudah, tetapi harus melalui berbagai ujian dan cobaan.
Menurut ayat diatas, soal-soal ujian itu hanya ada tiga macam:
Pertama, Al-Ba sa'. Yaitu ujian yang ada kaitannya dengan masalah harta atau kekayaan, sebagai kebutuhan seluruh manusia, yang bisa menjadi sarana untuk kesempurnaan ibadah kepada Allah. Semua ibadah itu tidak terlepas dari harta, apalagi ibadah haji dan umrah.
Kalau ibadah sholat ingin tenang, maka masjidnya terlebih dahulu harus dibiayai dengan harta, pun demikian dengan pendidikan anak, kalau ingin maju harus dibiayai oleh ibu bapaknya.
Kita banyak berharap. punya anak sholeh tetapi bermodalkan kemalasan, itu sama saja dengan memacing ikan berumpan dari biji salak. Kita ingin punya rumah tangga yang tentram dan damai serta istri tetap setia juga harus pakai biaya.
Kadang-kadang kita menuntut istri seperti bintang film, cantik nan rupawan, tetapi modal buat kosmetiknya hanya cukup untuk membeli bedak.
Ke surga itu tidak ada yang gratis, tetapi butuh ongkos dan modal. Di samping itu, harta juga bisa menjadi musibah, jalan tol menuju neraka jahanam. Al-Qur'an menampilkan profil manusia yang celaka dan yang lulus dalam menghadapi ujian hidup.
Fir'aun dan Qorun atau Abu Lahab dan Abu Jahal adalah profil manusia celaka karena harta, Nabi Yusuf profil manusia istiqomah tidak tergoda oleh wanita yang siap menyerahkan kehormatan dan harta kekayaannya, beliau lebih memilih masuk penjara dari pada harus berselingkuh dengan istri orang. Para pejabat di zaman sekarang ini juga banyak yang mengikuti Nabi Yusuf masuk penjara tetapi karena mengkorup dan merampok uang Negara.
Kedua, Adldlorro. Disebut setelah Al-Ba sa' sebab kenyataannya manusia sering mengutamakan membela kekayaan daripada keselamatan diri dan keutuhan keluarganya. Kakak beradik bisa saling bermusuhan karena memeperebutkan harta warisan, dengan tetangga tidak akur karena membela batas-batas tanah dan lain-lain.
Badan kita tidak akan selamanya sehat, tetapi suatu saat pasti akan sakit, setelah sakit mungkin bisa sembuh atau terus kembali kepada Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, robahnya situasi diri dan keluarga jangan menjadi penyebab robahnya keimanan yang bisa menggagalkan kita meraih surga.
Ketiga, Zulzilu. Ujian yang biasanya datang di luar dugaan dan sangkaan pikiran manusia. Gunung meletus, banjir, atau Tsunami, kemarau panjang, gempa itu merupakan ujian gabungan antara Al-Ba sa' dan Adldlorroyang sering membuat kita terpisah dengan harta dan keluarga yang kita cintai.
Pada ayat di atas, digambarkan saking beratnya suatu ujian, maka Rasul dan orang-orang yang beriman berkata meminta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa, Allah memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mencontoh Rasulakan diberi jalan keluar ketika menghadapi ujian.
Hidup di dunia ini, betapapun kaya dan berkuasanya kita, tetap tidak bisa sendirian, tetapi butuh bantuan orang lain. Makanan enak bisa dibuat tetapi nikmat makan itu anugerah dari Allah SWT., rumah indah dan megah, kamar tidur di buat nyaman sedemikian rupa, tetapi nikmat tidur itu belum tentu dapat kita rasakan.
Kadang-kadang nikmat tidur baru kita rasakan ketika khotib sedang berkhutbah. Mengapa Rasulullah SAW. memerintahkan kepada kita, ketika menikahkan anak itu harus mengundang orang-orang terutama yang miskin, sebab membangun rumah tangga itu tidak bisa olaeh berdua, tetapi perlu do'anya dari orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Kalau kita sudah bisa berbuat kebajikan kepada orang tua, handai tolan, tetangga, anak-anak yatim atau orang-orang yang membutuhkan bantuan, maka besar harapan kita dapat diselamatkan oleh do'anya orang-orang yang pernah kita bantu.
Rasulullah SAW. mengisahkan ada tiga orang yang terperangkap di dalam gua, mereka bisa keluar dari gua itu karena orang pertama selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, yang kedua bisa menjaga syahwat, dan yang ketiga menyayangi para karyawannya yang miskin.
Kalau mengukur tenaga, tidak akan mungkin tenaga ketiga orang itu mendorong batu yang menutupi pintu gua, tetapi amal shaleh yang pernah mereka perbuatlah yang menjadi tenaga dikabulkannya do'a.
Sudah saatnya, kita programkan minimal 2.5 persen dari penghasilan kita setiap bulannya diserahkan ke lembaga Amil Zakat agar lebih maslahat, jangan sekali-kali muzaki merangkap amilin, membagi zakat sendiri langsung kepada fakir miskin.
Membagikan zakat sendiri disamping tidak mencontoh sunnah, juga lebih besar madlaratnya, terjerumus ke dalam riya. Ayat ke 215 ditutup kalau seseorang berbuat kebajikan yang tidak diketahui orang lain, jangan takut hilang, sebab terhadap amal itu Allah Maha Mengetahuinya. Wallahu a'lam. (A. Mukhsin).
Sumber : Buletin "USWAH" Buletin Dakwah dan Informasi Pusdai Jabar.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar