Minggu, 26 Februari 2012

Surat Al-'Ashr : Gunakan Waktu untuk Kebaikan

Oleh : K.H. Saiful Islam Mubarok, Lc., M.Ag


"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran". (QS. Al-'Ashr : 1-3).

Surat Al-'Ashr diatas terdiri dari tiga ayat, termasuk golongan Surat Makiyah (diturunkan di Mekkah), dan diturunkan sesudah Surat Alam Nasyrah. Nama Surat ini, Al-'Ashr (masa/waktu), diambil dari perkataan Al-'Ashr pada ayat pertamanya.
Inti Surat ini adalah semua manusia berada dalam keadaan merugi, bila mereka tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan baik.
Surat ini baik kita baca manakala kita akan berpisah, sangat dianjurkan oleh Rasullah Saw, untuk mengingatkan kita tentang hakikat waktu, hakikat umur.
Wal 'Ashri (demi masa). Ayat ini dimulai dengan sumpah Allah SWT dengan menyebut masa, itu artinya, Allah memberikan peringatan kepada kita agar betul-betul, berhati-hati, menghadapi waktu ini. Bila kita tidak berhati-hati menghadapinya, waktu akan mencelakai kita. Bila kita berhati-hati menghadapinya, waktu akan menyelamatkan kita, tergantung bagaimana kita memanfaatkannya.
Inna Insana (sesungguhnya manusia). Kalimat ini meliputi jenis manusia, baik manusia yang hidup 2000 tahun yang lalu maupun 2000 tahun yang akan datang; manusiayang hidup sekarang dipenjuru dunia. Semua manusia hakikatnya ciptaan Allah, diberi akal, diberi kalbu, diberi perasaan, dan diberi nikmat sehat.
Lafii khusrin (benar-benar dalam kerugian). "Lam" di sini artinya "sungguh". "Fii" di dalam, "Khursin" artinya kerugian atau tenggelam dalam kerugian.
Walaupun harta yang melimpah, ilmu pengetahuan yang luas, ataupun sebaliknya tetap teracam dengan kerugian, bila tidak mampu menjalankan aturan Allah yang diturunkan dalam Al-Qur'an dalam mendapatkan dan menggunakan harta itu.
Dalam sebuah haditsnya, Rasullah Saw, menyebutkan ada tiga golongan manusia yang dipandang hebat oleh manusia, tapi masuk neraka.
Pertama, orang yang gagah, disebut pahlawan, pandai memainkan senjata, ahli berperang, tapi masuk neraka.
Kedua, orang yang suka menimba ilmu, orang alim (orang berilmu), sangat pandai, tapi ia juga masuk neraka.
Ketiga, orang yang melimpah hartanya, orang dermawan, suka menolong, dan sering memberi sumbangan kepada manusia yang kekurangan, tapi ia pun masuk neraka.
Apa penyebabnya? Tiada lain karena perbuatan amal baiknyatidak mengharapkan keridoan Allah dan tidak ada keikhlasan sedikit pun, melainkan mengharapkan pujian dan sanjungan dari manusia. Inilah yang difirmankan Allah dalam QS. Ali Imran : 91,


"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong."


Kalau begitu, apa yang paling berharga pada diri setiap manusia? Tiada lain hanyalah iman yang ikhlas dan mengerjakan amal saleh.
Surat Al-'Ashr diakhiri dengan ayat : "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran".
Inilah jalan untuk menghindari kerugian dalam hidup di dunia dan di akhirat: iman, amal saleh, atau perbuatan baik, dan saling menasihati atau saling mengingatkan dalam hal menaati kebenaran dan berlaku sabar. Wallahu a'lam.
Sumber : Bulletin Dakwah & Informasi Pusdai Jabar

Rabu, 08 Februari 2012

Hukum Merayakan Valentine's Day

Valentine itu perayaannya kaum Katolik. Kita hormati keyakinan mereka, namun tidak boleh ikut merayakannya. Bahkan, menurut sebuah sumber, sekitar tahun 1960-an, Gereja Vatikan menghapus perayaan Valentine ini dari kalender Gereja dan melarang umatnya untuk ikut-ikutan merayakan ritual tersebut, karena jelas-jelas tidak berdasar (tidak ada dalam ajaran Kristen sendiri), karena memang Hari Valentine (Valentine's Day) sendiri berasal dari suatu ritual paganisme, ritual satanis, yang penuh kemaksiatan. Ritual kuno ini di zaman Romawi dikenal sebagai Lupercalia Festival, di mana para pemuda dan pemudi diperbolehkah melalukan kemaksiatan secara bebas di mana pun mereka mau.
Para pemuka agama Islam di seluruh dunia dari berbagai golongan dan gerakan Islam mana pun telah sepakat: haram hukumnya bagi umat Islam untuk ikut-ikutan merayakan Hari Valentine dengan tingkat partisipasi sekecil apa pun, bahkan sekedar mengucapkan "Selamat Hari Valentine" atau "Happy Valentine".
Rasulullah SAW dengan tegas melarang umat Islam untuk mengikuti tata cara peradaban selain Islam: "Barang siapa meniru peradaban meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut" (HR. At-Tirmizi).
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), istilah Valentine yang disadur dari nama "Valentinus" merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci dalam Katolik) yang berbeda seorang pastur di Roma, uskup Interamna, dan seorang martir di Provinsi Romawi Africa (Wikipedia).
Tanggal 14 Februari dirayakan sebagai "Peringatan Santa Valentinus/Valentino" sebagai upaya mengungguli hari raya Lupercalica (Dewa Kesuburan) yang dirayakan tanggal 15 Februari. Beberapa sumber menyebutkan, jenasah Santo Hyppolyfus yang diindentifikasi sebagai jenasah Santo Valentinus diletakan dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whiterflar Street Carmelite Churc di Dublin Irlandia oleh Paus Gregorius XVI tahun 1836.
Sejak itu banyak wisatawan yang berziarah ke gereja ini pada tanggal 14 Februari. Pada tanggal tersebut sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Wallahu a'lam
Sumber : "Bulletin Dakwah & Informasi Pusdai Jabar